Minggu, 20 November 2016

Resensi: Jodoh, Kejutan Terbaik dari Allah

Judul Buku: Insya Allah, Sah!
Penulis: Achi TM
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, 2015
Tebal Buku: 328 halaman
ISBN: 978-602-03-1465-5

Menikah merupakan impian yang begitu didambakan bagi mereka yang masih berstatus lajang. Sementara perihal jodoh adalah kuasa Tuhan yang bersifat rahasia dan baru akan diketahui bila tiba waktunya untuk dipersatukan dalam jalinan suci pernikahan. Maka tak jarang masalah jodoh ini menjadi sumber kerisauan bagi para single.

Novel Insya Allah, Sah! karangan Achi TM ini cukup mewakili kegelisahan wanita karier yang di usia matangnya tak kunjung menikah. Pengalaman Achi TM sebagai penulis buku sekaligus penulis naskah skenario televisi (serial, sinetron, dan FTV) menjadikan novel ini teramu begitu menarik karena narasinya cenderung atraktif, detail, dan nampak hidup.

Mengisahkan tentang Silviana, desainer sekaligus pemilik butik beromzet miliaran yang secara materi dan mental sudah siap menikah tetapi belum juga dilamar oleh Dion, kekasihnya. Mereka bahkan sempat bertengkar karena Silvi mendesak Dion agar segera melamarnya. Hingga di suatu hari, tanpa pertanda apa-apa Dion mengirim pesan yang meminta agar Silvi menemuinya di sebuah restoran. Dion berniat melamarnya (halaman 9-10).

Tetapi di hari yang mestinya istimewa itu Silvi justru diterjang banyak kesulitan. Ia harus menunda pertemuannya dengan sang kekasih karena salah seorang pelanggan mengaku tidak puas dengan hasil kerja Silvi dan minta desain ulang. Setelah pekerjaan tambahannya usai, kesialan demi kesialan malah secara beruntun mengampirinya. Puncak kesialannya, terjadi ketika ia mencoba menemui Dion di kantor. Silvi terjebak di dalam lift yang mendadak berhenti bergerak bersama Raka, lelaki religius yang baru kali pertama ditemui.

Tak dinyana, ternyata Dion sungguhan melamar Silvi hari itu juga. Ia begitu girang dan setelahnya langsung disibukkan dengan persiapan pernikahan. Silvi lupa bahwa ia sempat bernazar bila berhasil keluar dari lift dengan selamat, wanita itu akan memenuhi kewajiban sebagai seorang muslimah, yakni berhijab. Sebuah janji paling mustahil mengingat dirinya pemilik butik pakaian seksi. Akibat kelalaiannya itu, kekacauan urusan pernikahan terus-menerus terjadi. Mulai dari ditipu agen WO abal-abal, cathering tidak beres, hingga urusan baju pengantin pun turut kacau.

Raka sebagai satu-satunya orang yang tahu tentang nazar itu mencoba mengingatkan Silvi agar segera menunaikan nazarnya. Setelah berbagai kejadian buruk yang dialaminya, Silvi pun mencoba berhijab. Hatinya sampai bergetar hebat ketika mengelus jilbab yang ia kenakan. Seperti jatuh cinta (halaman 238). Namun satu kenyataan pahit mesti ia telan, ketika Dion tunangannya menolak perubahan penampilannya itu bahkan sampai mengancam akan membatalkan pernikahan.

Secara keseluruhan, novel chicklit bergenre islami ini cukup seru untuk disimak. Kalimat-kalimatnya terbangun begitu lincah, dengan pola alur yang runut hingga menggiring pembaca untuk tetap menyimak kisahnya sampai selesai.

Ada pembelajaran yang bisa dipetik dari buku ini terutama soal nazar. Ya, nazar memang bukan perkara main-main dan wajib dilaksanakan sebab ia bukan sekadar janji pada diri sendiri melainkan janji kepada Allah. Terlebih, nazar tersebut untuk kebaikan diri sendiri.

Poin penting lainnya yang ditekankan oleh penulis adalah mengenai cara bergaul. Seorang muslim harus paham batasan-batasan pergaulan dengan yang bukan mahramnya. Juga tentang kewajiban berhijab bagi wanita muslim, yaitu sebagai identitas dan perisai diri.[]

(Pernah dimuat di koran Singgalang, 20/11/2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan mampir. Silakan tinggalkan jejak. ^_^