Jumat, 06 Mei 2016

Resensi: Tentang Perjuangan, Pertemuan, dan Perpisahan

Judul Buku: Aku Selalu Ada Untukmu
Pengarang: Ratna Dks. 
Penerbit: Zettu 
Terbit: Mei 2014 
Tebal Buku: 260 halaman 
ISBN:  9786021298084
Harga: Rp 54.000

Blurb:
Aku mencintaimu apa adanya, apa kau pun sanggup mencintaiku apa adanya? Cinta ini bukan tentang mereka, cinta ini tentang kita. Raih dan genggamlah jemariku, katakan kau tak akan pernah meninggalkanku. Cinta ini nyata, aku ada untukmu seperti kau selalu ada dalam hatiku.

Kita bisa mewujudkan impian bersama, melewati setiap waktu hingga ajal tiba. Cintai aku karena memang kau mencintaiku. Terima aku seperti aku menerimamu. Tak sepatutnya kita saling mengingkari rasa ini. Aku akan selalu menemanimu, meski mungkin, takdir pula yang akhirnya memisahkan kita.

***

Bening. Wanita muda berparas cantik dan sebening namanya. Tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak cukup hanya bermodal cantik saja. Ia harus bekerja. Sayangnya tidak mudah mendapatkan pekerjaan bagus mengingat riwayat pendidikannya yang hanya lulusan SMK. Ditambah lagi dengan kondisi kesehatannya yang buruk.

Menjadi Property Consultant, pekerjaan yang didapat oleh Bening dari iklan lowongan kerja di koran. Sebagai pemula, sulit baginya mendapatkan calon pembeli. Segala upaya telah dicoba namun belum membuahkan hasil. Selain menjadi Property Consultant, ia juga bekerja sebagai pemandu lagu di tempat karaoke bersama sahabatnya yang lebih dulu bekerja di sana, Jingga. Dari sinilah ia mulai berhasil mendapat calon pembeli. Meski dengan jalan yang salah: menipu. Dari sini pula awal pertemuannya dengan Dilla Sasmito. CEO muda berbakat di jajaran perusahaan multinasional.

Merasa ditipu, Dilla melancarkan aksi balas dendam. Selain membuat Bening dipecat dari dua pekerjaan yang dilakoninya, ia juga terus-menerus menggagalkan upaya Bening dalam merintis usaha aksesori. Kebencian menyelimuti hati keduanya. Namun sepertinya sudah menjadi hukum alam, bahwa rasa benci yang berlebihan terhadap lawan jenis bisa bermetamorfosis menjadi cinta.

Benci jadi cinta? Terdengar klise memang. Namun penulis cukup berhasil menyulap ide klise menjadi kisah yang berbeda dan bernilai. Ditekankan oleh penulis di halaman-halaman terakhir. Novel sad ending ini sukses diramunya dengan manis.

Tidak ada kekurangan yang terlalu berarti. Hanya saja penulis tidak membuat pembagian per-bab. Cerita dibuat melaju hingga akhir. Padahal, ending di setiap bab bisa dimanfaatkan untuk memberi teka-teka bagi pembaca agar terus penasaran untuk membaca bab selanjutnya. Terlepas dari itu, novel ini layak dibaca bagi siapa saja.

Tentang perjuangan, pertemuan, penyatuan, hingga datangnya masa perpisahan. Waktu yang tak pernah bisa diulang. Kebersamaan yang begitu berharga namun hanya bisa disimpan dalam kotak bernama kenangan. Novel ini, dipersembahkan untukmu yang seringkali abai akan kebersamaan.

Sementara waktu terus bergulir, mendekatkanmu pada perpisahan. Menjauhkanmu dari dia yang begitu dekat.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan mampir. Silakan tinggalkan jejak. ^_^