Minggu, 13 Maret 2016

Mengenal Mitos dan Dongeng Kontemporer dari Orang Bunian

Judul : Orang Bunian

Penulis: Vendo Olvalanda, dkk

Penerbit: Unsa Press

Cetakan: I, Januari 2016

ISBN: 978-602-711-768-6

Orang Bunian merupakan buku kumpulan cerpen pilihan grup menulis online Untuk Sahabat (UNSA) 2015. Ini adalah hasil lomba pencarian cerpen terbaik yang rutin diselenggarakan setiap tahun mengusung tema mitos dan dongeng kontemporer. Meski hanya mengambil dua tema, 11 penulis pilihan juri mampu menghidangkan karya bagus dan bervariasi. Pembaca digiring menyelami cerpen dengan pendekatan berbeda-beda. Mengangkat sebagian mitos leluhur yang sudah banyak diketahui secara umum.

Ini upaya mengulik warisan kepercayaan dari generasi ke generasi. Sesuatu yang di luar nalar, tidak mungkin terjadi, lantas seakan mungkin saja bisa terjadi karena begitu dipercayai. Kombinasi antara realitas, mitos, dan daya imajinasi liar menjadikan Orang Bunian patut dipertimbangkan sebagai bahan bacaan.

Buku diawali cerpen Orang Bunian karya Vendo Olvalanda, mitos yang berkembang di Sumatera Barat yang berbicara tentang alam lain di luar kehidupan nyata. Konon, apabila ada anak-anak hilang secara tiba-tiba, mereka memercayai diculik orang bunian. Cerpen ini dibuka kehadiran rombongan nabi dan sahabat pada suatu kaum.

Kini mereka sibuk, bahkan pusing memikirkan sesajian untuk nabi dan para sahabatnya. Mereka saling menyalahkan, hampir saling membunuh jika seekor kucing tidak tersesat ke rumah menyeramkan itu (halaman 1). Seting berpindah ke sebuah perkampungan yang dihebohkan dengan hilangnya gadis kecil bernama Warni. Setelah ditemukan, Warni bercerita
kisah-kisah di luar imajinasi terutama untuk mereka yang belum bersekolah. Ia mengingatkan untuk tidak mengunjungi sungai tersebut, tempat dia hilang. Ia berharap tidak ada lagi yang masuk ke alam para orang bunian (halaman 6). Berikutnya Sajak-Sajak Bulan karya Zhaenal Fanani. Ini menceritakan lelaki elegan penantang matahari yang tidak mampu menghapus serpihan masa lalu (halaman 10).

Mitos Yunani Kuno tentang kupu-kupu Thanatos menjadi inspirasi Kurnia Gusti Sawiji untuk melahirkan cerpen Laki-Laki yang Bertemu Kupu-Kupu Thanatos. Pria yang begitu ingin mati, namun kematian masih belum ingin menyentuhnya (halaman 27).

Selanjutnya cerpen dengan seting cerita terbaik berjudul Perempuan yang Menikahi Belik karya Andaru Intan. Ini mengisahkan desa yang lenyap di salah satu kabupaten di Pulau Jawa. Di sana lahir seorang anak dari rahim wanita suci tanpa suami. Dia memiliki kemampuan melebur saat tubuhnya bertemu air (halaman 48).

Selain keempat cerpen tadi, karya lainnya adalah Tuan Depati Kincung, Bocah Rebo Wekasan, Seekor Kuda yang Melesat di Angkasa, dan Janin Kayu. Kemudian Laki-Laki yang Terkenang Sebagai Anjing, Malaikat-Malaikat Peminang, dan Hantu Peminum Kopi.

(Pernah dimuat di kolom Perada Koran Jakarta, Selasa, 23 Februari 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkenan mampir. Silakan tinggalkan jejak. ^_^